Sabtu, 07 Mei 2011

Keadilan bukan untuk mencari kesalahan

Seekor kambing, kambing merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan, yang juga tidak boleh semena – mena untuk di perlakukan, seperti dipukuli ataupun di tendang, seekor kambing pun, yang memberikan manfaat berupa sumber makanan bagi manusia, saat harus mati dan disembelih juga mendapatkan keadilan dari Allah SWT, semua orang islam tahu menyembelih hewan ada aturan main untuk menyembelihnya bukan dengan cara langsung memenggal atau menyiksanya secara semena – mena.

Lihatlah kambing di atas, sekalipun ia harus mati demi memberikan suatu manfaat untuk mahkluk lain, tetapi tetap ada keadilan untuknya saat menjelang ajalnya.

Tapi apakah manusia menyadari akan hal ini walaupun sesama manusia, perbuatan semena – mena masih di praktekan walaupun dengan dalih keadilan, baik itu keadilan dibidang apapun mulai dari cara yang halus sampai cara yang paling kasar sekalipun.

Keadilan terkadang dicari bukan untuk mencari KEBENARAN dari sesuatu hal yang bathil akan tetapi mencari PEMBENARAN dari hal yang bathil tersebut, dengan berbagai macam motif didalamnya yang seringkali beriringan dengan apa yang kita sebut dendam, yang mengakar pada nafsu manusia.

Saya pernah mendengar dari seseorang bahwa dendam bila dibalas dengan dendam, kedukaannya tidak akan hilang seumur hidup walaupun keadilannya terasa, itu pun hanya sesaat saja untuk memuaskan nafsu, namun memaafkan akan lebih bermakna bagi jiwa dan kehidupan, dimana akan membuat rasa keadilan itu tidak dirasakan sesaat tetapi selamanya dan membersihkan jiwa kita sebagai manusia, karena dengan keadilan yang mengedepankan kebaikan untuk memaafkan, maka dengan sendirinya keadilan itu dapat di tegakkan.



Dalam hal bidang hukum, menghukum seseorang dengan dasar Memaafkan jauh lebih baik daripada menghukum seseorang dengan dasar keadilan sesaat, hukum dapat di tegakkan bila hati para pengadil dan petugas hukum mempunyai rasa memaafkan dalam mencari keadilan, karena sejatinya semua yang melakukan kesalahan memang harus dihukum tapi bukan dengan nafsu tapi dengan memaafkannya, dengan memberinya kasih sayang untuk memberikan perubahan mental yang lebih baik mendalami kehidupan ini kedepannya.

Main Hakim sendiri, memutarbalikan hukum, mencari – cari kesalahan tanpa ada pembuktian yang bisa dan bukti yang mengada –ada, penegakan hukum dengan intimidasi, bukan itu wajah hukum dari keadilan yang ingin di pandang sebagai penyeimbang antara yang hak dengan yang batil, kebaikan dengan keburukan, ataupun keseimbangan hukum dengan tata aturan hukum itu sendiri, tapi sebuah wajah hukum dengan keadilan yang tidak mengambil / merampas hak orang lan dengan paksa, meletakkan sesuatu perkara itu pada tempatnya, rendah hati bukan dengan maksud ingin menegakan keadlian dengan mencari kehormatan atau kebesaran nama.

Saya Teringat lagu dari salah satu band favorit saya yaitu Metallica dengan lagunya "And Justice for All"
Pada reffrain liriknya di tulis :


undefined

Justice Is Lost
Justice Is Raped
Justice Is Gone
Pulling Your Strings

Justice Is Done
Seeking No Truth
Winning Is All
Find it So Grim
So True So Real

Apakah Keadilan memang telah Hilang, hak seseorang untuk mencari keadilan di injak - injak, yang salah dapat menjadi benar dan yang benar menjadi salah ? anda tahu sendiri jawabannya.

Tidak hanya keadilan yang ada didalam wajah hukum, tapi juga dari segi etika sosial, bila keadilan benar – benar ditegakkan, manusia bisa terhindar dari terkena ataupun melakukan kejahatan yang berkaitan dengan motif ekonomi atau keuangan, karena hak – hak individu tidak di rampas atau terabaikan oleh pemimpin keadilan, tapi bila keadilan di terapkan dengan nafsu maka penindasan dan kezalimanlah yang akan ada.


undefined

Keadilan yang berpihak pada satu golongan dengan mengesampingkan golongan yang lain, sehingga akan menimbulkan rasa iri dan dengki yang berujung kepada pecahnya sebuah kesatuan, yang tadinya satu keluarga bisa pecah keluarga, yang tadinya satu suku bisa pecah sukunya, yang tadinya satu negara bisa pecah negaranya.

Pandang dan lihatlah mereka yang tertindas, dimana kezaliman menekan mereka pada titik yang paling rendah, sehingga membuat mereka berkata keadilan telah pergi dan sirna, dan kebaikan tidak akan pernah singgah kepada diri mereka, sadarilah karena ketiadaan keadilan akan membuat diri mereka berjalan di lembah – lembah yang tidak akan ada rambu – rambu keteraturan dan norma dan mereka akan terjebak didalamnya bila tidak ada perubahan untuk menegakkan rasa keadilan dari diri sendiri maupun dari para pemimpin serta para ahli agama.

Disinilah Mental berbicara, orang mungkin berkata seseorang dengan jiwa pemaaf dan sabar adalah orang yang mempunyai mental yang lemah dan tidak bisa menegakkan keadilan, sedangkan seseorang dengan jiwa yang penuh menggunakan kekuatan adalah orang yang mempunyai mental baja mampu untuk menggalang kekuatan demi tegakkan keadilan.

undefined

Tetapi apakah anda berpikir bahwa makhluk apa yang selalu menggunakan kekuatan tanpa menggunakan pikiran, benar makhluk itu adalah hewan namanya, hidup dengan insting dan nafsu, apakah kita manusia yang derajatnya sekalipun lebih tinggi dari malaikat dan jin mau disamakan dengan hewan.
Justru orang dengan jiwa pemaaf dan sabarlah yang paling berat hidupnya karena dia harus mengerahkan kekuatan yang lebih besar dari pada kekuatan fisik untuk menegakkan keadilan, karena dia mencari keadilan sejati bukan keadilan seujung jalan saja.

Berbuatlah adil sekalipun kita harus berkorban karenanya, baik materi maupun perasaan, baik darah maupun airmata, selama kita bisa memberikan perubahan yang baik kepada orang lain dan diri kita, perubahan tersebut akan memberikan manfaat yang baik bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. khususnya bagi bangsa ini, keadilan baik hukum dan sosial harus ditegakkan bukan melihat dari angka - angka statistik tapi bukalah mata, baca dan lihatlah lingkungan sekitarmu, demi Indonesia yang lebih baik.


undefined

Semoga kita semua bisa berlaku adil untuk orang lain dan untuk kita sendiri.


Sumber: http://ceriwis.us/showthread.php?t=266386

Tidak ada komentar:

Posting Komentar